Outfit ska asal kota Semarang ini adalah salah satu unit ska yang cukup menarik. Bermula dari interaksi antar mahasiswa dari UPGRIS (Universitas PGRI Semarang) dan UNNES (Universitas Negeri Semarang) mereka kemudian sepakat berhimpun dan bermain musik bersama, dengan nama Grisness Culture. Nama yang diambil dari dua kampus tersebut.

Mereka menjelaskan bahwa influence terbesar mereka justru datang dari band band ska/rocksteady asal Jepang. Sebagai manifestasi dari kata “culture” yang mereka pilih, ska sebagai sebuah budaya bagi Grisness Culture.

Terbentuk sejak tahun 2015, mereka telah merilis debut “Kembang Pujaan” pada tahun  2018. Juga secara beruntun mereka merilis tiga video musik dari album tersebut. Sejak saat itu, mereka aktif menjalankan tour dan showcase ke berbagai kota seperti Demak, Kendal, Batang, Surakarta, Bandung dan juga Jakarta. Bahkan mereka terlibat dalam sebuah pertunjukan “Asian Ska Community Festival” secara online yang digagas oleh salah satu kolektif ska internasional asal Amerika latin pada tahun 2021 lalu.

Dengan line up 6 personil, yaitu Gemilang (Vokalis), Adam (Gitar), Abram (Bass), Gama (Keyboard), Cuenk (Drum) , dan Wildan (Trumpet), mereka menyerap budaya ska dengan menambahkan infusi rasa Indonesia melalui lirik bernafas pop. Sixtet asal kota Semarang ini begitu lugas membawa artikulasi budaya ska versi mereka dengan diksi bahasa Indonesia seputar asmara.  Sesuatu yang menjadi benang merah dari repertoire milik mereka.

Tahun ini, Grisness Culture dijadwalkan akan merilis album sophomore yang tengah mereka persiapkan.

Lebih lanjut, kami merekomendasikan untuk mendapatkan kabar kabar terbaru dari unit musik ini lewat kanal YouTube dan Instagram mereka.
(Sam)