Fyahman – Hussein Club EP

6 November lalu, Gembira Putra Agam (Gembi) lewat moniker nya; Fyahman merilis EP ‘Hussein Club’. EP yang dirilis melalui Dead Records (Deadrec). Sebuah label di mana Fyahman menjadi roster generasi pertama di tahun 2013. 

Fyahman sejak 2012 telah memulai eksplorasi musik nya. Lewat banyak gig dubstep dan garage di kolektif 24/7 (yang digagas oleh Graham Alain, seorang natif London yang besar di kultur rave dan soundsystem). Di era ini soundsystem culture dan timeline Hardcore Continuum (jungle, dubstep, grime dan garage) menjadi inspirasi terbesar untuk set-set Fyahman. 

Dalam siaran pers yang kultur terima, Sang DJ dan produser yang tergabung dalam kolektif 24/7 ini menjelaskan bahwa  EP ‘Hussein Club’ merupakan identitas untuk sound-nya sebagai produser. “Selayaknya rilisan pertama, ini ‘label’ saya sebagai Fyahman. Sound ini kebetulan dekat dan relevan dengan hidup saya.”

EP ini berisi 2 track, original version dari ‘Hussein Club’ sendiri dan sebuah remix dari salah satu “pembesar” ranah dance music Jakarta, John Van der Mijl a.k.a Turismo Avenue (Papaya Records) yang sebelumnya terlibat pada salah satu kolektif drum n bass yang militan asal Jakarta, Javabass Soundsystem.

Original track ‘Hussein Club’ fokus pada beats dan efek dengan mengetengahkan berbagai samples. Track dengan pendekatan produksi dari adaptasi dekonstruksi sound dan infusi sample dari instrumen khas Minangkabau; Saluang.  

“Saya lahir dari keluarga dengan tradisi Minang yang sangat kuat. Ibu saya orang Sungai Pua, nagari (desa) yang dikenal sebagai pusatnya pandai besi di Bukittinggi di masa lalu,” Gembi menjelaskan konsep Hussein Club. Dia menambahkan, “Beats di ‘Hussein Club’ merepresentasikan hal tersebut. Pun saluang yang saya attach di sepanjang komposisi.”

Fyahman

Selain itu, nama Hussein juga dipilih karena tradisi Tabuik masih dijalankan oleh orang-orang Sumatera Barat, khususnya area Pariaman. “Tabuik bagi saya adalah tradisi yang magis dan seru pada saat yang bersamaan. Ada puji-pujian untuk Hussein ibn Ali, sekaligus irama yang intens melalui ensembel gandang tansa,” ujar Gembi. (Tabuik merupakan upacara peringatan hari Asyura, memperingati meninggalnya Hussein ibn Ali).

Versi remix dari Turismo Avenue untuk ‘Hussein Club’ terdengar lebih “ramah” dengan formula beat dubstep yang kemudian mengantarkan jungle/drum & bass. Track yang mampu menjadi transisi untuk membawa set dubstep/grime/bass ke estetika klasik drum & bass secara ideal.

“Saya sudah lama kenal Gembi (Gembira Putra a.k.a Fyahman), kebetulan kami punya selera yang sama, sharing the love for experimental and bass music. Tapi selain itu, track-nya juga terbilang unik di masa kini; kombinasi saluang dengan beats perkusif.” John van der Mijl a.k.a Turismo Avenue menjelaskan mengapa ia ingin berpartisipasi dalam EP ini.

Deadrec mengagendakan Hussein Club Sebagai seri pertama dari duo EP. Rilisan kedua nanti akan diberi nama Hasan Club, dengan komposisi yang sama; satu original track dan satu remix. Sehingga nantinya Hussein/Hasan Club akan menjadi paket utuh rilisan Fyahman untuk akhir tahun.

Saat ini, EP ‘Hussein Club’ dari Fyahman salah satu sosok dengan karya karya menawan dari kancah musik elektronik Jakarta ini juga sudah bisa dinikmati di banyak DSPs (Spotify, Apple Music, Deezer, Resso, dll)
(sam,sumber:siaran pers)

 

  • Show Comments (0)

Your email address will not be published. Required fields are marked *

comment *

  • name *

  • email *

  • website *

You May Also Like

Ready Steady – “Ma Friends”

Single baru Ready Steady

Baxlaxboy dan Avan Rude Persembahkan “Pantoura Boys Tour” 2020

Persembahan Spesial Dari Cirebon - Jawa Barat