Reload The Joint5: Terry Hall

Special Issue: Reload The Joint5

Selain kejeniusan dari Jerry Dammers, banyak fragmen sejarah yang tercatat dan menjadi sumbangsih abadi dari banyak nama yang terlibat aktif dalam gerakan 2Tone bagi dunia, khususnya dalam realm ska sejak akhir 70an.

Salah satunya, Terry Hall. Penyanyi bermata hijau dengan suara datar namun kharismatik ini layak disebut sebagai ‘wajah’ dari gerakan 2Tone yang salah satunya mengamplifikasi anti-rasisme.

Dia tidak akrab dengan melisma, cadenza, coloratura  dalam opera atau gaya Riff & runs yang dinamis bertempo cepat. Tapi penyanyi dengan julukan singer with the devil eyes ini mampu menyihir kesadaran sosial para pemuda pemudi di lantai dansa. Bahkan mereka yang saat itu belum lahir, ikut tersihir oleh mantra Terry Hall lewat rekaman The Specials di mana ia berperan sebagai frontman.

Terry, dengan gaya bernyanyi deadpan justru membuat generasi setelahnya terinspirasi. Mulai dari Amy Winehouse hingga Damon Albarn. Bahkan sosok kritis Safiyah Khan adalah bukti nyata ‘sihir’ Terry Hall bagi pemuda-mepudi Inggris Raya.

Dengan gaya ‘eksperimen’ Terry konsisten menyampaikan keresahan generasi muda Inggris—tentang pengangguran, kekerasan jalanan, dan masa depan yang suram. Rendition ‘Message To You, Rudy’ dari Dandy Livingstone, Chef-d’œuvre ‘Ghost Town’ dan kritik besar kepada idola mereka, Prince Buster lewat dub version ‘10 Commandments’ adalah ‘alasan’ yang membuat Terry dianggap sebagai simbol keresahan nasional Inggris, yang tentunya menularkan semangat positivisme ke berbagai penjuru dunia.

Björk, Tricky, Leila Arab, Mushtaq dan Sinead O’Connor adalah beberapa nama musisi kaliber dunia yang begitu bangga dan bahagia bisa berbagi kreativitas dalam kolaborasi bersama Terry. Protagonis kita kali ini bukan seorang ikon generasi yang diingat karena nilai nilai glamor hedonis, dengan datar ia membawa tempo kritisisme untuk pemuda pemudi. Terry Hall adalah simbol ska revival yang tetap membawa suara rakyat untuk didengar oleh dunia!

Lebih dari empat dekade bernyanyi, Terry Hall lebih dari seorang frontman berwajah muram dari sebuah band ska Inggris. Di tengah dunia musik yang sering terjebak pada kepalsuan dan kemewahan semu, ia memilih jalan sebaliknya: menjadikan ketidakindahan sebagai senjata, dan menjahit keresahan menjadi paduan suara kolektif.

Seperti sebuah kebijakan untuk kita ingat, tentang bahaya bahasa yang kosong, Terry menunjukkan bagaimana suara yang jujur—meski nyaris tanpa hiasan—dapat menjadi lebih revolusioner daripada seribu slogan. Dari lantai dansa Coventry hingga pikiran resah generasi masa kini, warisan Terry abadi: mengubah kebisuan menjadi nyanyian, mengubah kegelisahan menjadi solidaritas.

Terry Hall bukan hanya bernyanyi; ia menyelundupkan kebenaran ke dalam ritme, dan memastikan dunia tidak bisa lagi menutup telinga!

(Sam)



  • Show Comments (0)

Your email address will not be published. Required fields are marked *

comment *

  • name *

  • email *

  • website *

You May Also Like

Founding Fathers (Jamaican Sound System Culture) Pt. 2

Kultur sound system, sebuah pengantar (bagian 2)

Reggae Revival Sebagai Renaissance

Selamat merayakan Bulan Reggae 2025

Ragam Wajah Ska di Indonesia

Edisi Spesial: Ragam Wajah Ska di Indonesia