Menutup laman “interview” pada edisi spesial akhir tahun ini, kami menyajikan sebuah rangkuman dari hasil sesi tanya jawab dengan salah satu pionir “Jamaican Sound” tanah air, Dubyouth. Sebuah sesi yang berlangsung dengan hangat dan riang ceria bersama narasumber yang begitu membumi.
Duo kharismatik asal kota Yogyakarta ini telah lama menorehkan karya mereka dalam catatan perkembangan Jamaican sound di Indonesia. Duet musikal antara sosok produser cerdas dan konseptor ulung di balik unit musik ini menjadi salah satu kekuatan besar dalam ranah musik Indonesia. Karya karya sugestif mereka selalu diiringi propaganda yang cermat. Heru Wahyono atau lebih dikenal dengan Heruwa a.k.a Poppa T sebagai frontman, adalah salah satu sosok panutan dalam skena Jamaican sound tanah air. Pria kelahiran tanggal 20 April ini selalu penuh daya dalam setiap penampilan nya, baik bersama unit musik Dubyouth maupun sebagai frontman dari outfit ska legendaris Shaggydog. Sementara sosok pria bernama lengkap Andy Zulfan alias Metzdub bagaikan konduktor, selalu memastikan perjalanan outfit ini ter orkestrasi dengan baik, megah sekaligus bertenaga. Dua sosok ini membawa energi selaras bagaikan troubadour, mereka selalu membawa magis dengan merubah “puisi” dari banyak penggemarnya menjadi “lagu” sukacita dalam lantai dansa, kapan dan dimanapun mereka berpesta.
Esprit de corps ala SYD
Dubyouth perlu dicatat sebagai salah satu unit musik pengusung Jamaican sound di tanah air yang berhasil merangkul banyak penggemar dari berbagai kalangan. Gigs mereka selalu ramai didatangi banyak ragam penikmat musik, tanpa sekat, berdansa bersama. Sebuah elemen penting dari Dubyouth yang kemudian secara tidak langsung mendorong tumbuh kembang subkultur ini di Indonesia. Dubyouth membawa semangat berhimpun yang menjadi tauladan. Hal ini bagaikan sudah tersemat dalam tubuh Dubyouth sejak lahir. Kami mendapat jawaban atas pertanyaan bagaimana awal kelahiran unit ini, Metzdub bercerita:
“Waktu bikin Dubyouth tujuan pertamanya cuma pengen main (di sebuah gigs), anak-anak bisa datang, bisa masuk, ikut (bergembira)”
Stormy Riddim Stylee
Catatan berikut nya, sebuah komposisi dari Dubyouth yang hingga kini masih tetap menjadi mantra mujarab membakar lantai dansa sejak dirilis pada tahun 2005, “Bomb Da Town”. Lagu yang langsung menjadi heavy rotation di radio Geronimo (Yogyakarta) ini sempat didownload secara massal hingga ribuan kali, bahkan saat era copyleft the copyright di banyak warnet begitu menjamur, Bomb Da Town adalah salah satu lagu yang selalu dicari. Hingga akhirnya, Trax majalah musik Nasional menyertakan lagu ini dalam sebuah album kompilasi yang makin memberikan Dubyouth banyak penggemar dari luar Yogyakarta. Bercerita tentang hal ini Heruwa menjelaskan; “Sebetulnya, aku tidak bisa mendefinisikan musik (“Bomb Da Town”) itu apa. Lagu itu datang begitu saja dari kepalaku. Dari beat, lalu bassline baru vokal”
Heruwa lalu menambahkan bahwa saat Dubyouth bermula, informasi masih sangat terbatas, mereka mendapatkan referensi seperti King Tubby dan Lee Perry. Dan memang belum ada unit musik lain dari tanah air memainkan musik yang sama.
“Kita mengenalnya dari mereka (King Tubby dan Lee Perry) sekitar tahun 2000an. Setelah itu baru kita tahu, musik yang mereka mainkan, dengan sound yang besar-besar itu namanya sound system. Dari situ, kami mengenal dancehall, ragga, Drum and Bass dan Jungle yang akhirnya menjadi unsur unsur dalam musik dubyouth”
Dari ruang jamming yang mereka ciptakan sendiri, dengan semangat eksplorasi yang luas, Dubyouth memulai perjalanan mereka. Dari groovebox dan live sampling lewat walkman, serta ragam infusi musik yang cerdas, lahirlah repertoire Dubyouth yang kemudian menjadi mantra ampuh untuk membakar lantai dansa. Kini mereka banyak menginspirasi banyak unit musik di tanah air.
Catatan lain dari perjalanan Dubyouth berikutnya adalah, mereka menjadi salah satu faktor yang mempelopori arus musik Jamaican sound di tanah air berkembang menyebar dan meluas hingga inter-kontinen. Badai irama milik duo pelopor asal kota Yogyakarta – Indonesia ini sudah bertiup kencang hingga antero Asia juga Eropa. Menanggapi peran Dubyouth sebagai salah satu pemicu tumbuh kembang skena Jamaican sound di tanah air, Metzdub dengan bijaksana berkomentar:
“Ya, saat ini menyenangkan. Semua berkelanjutan. Sudah banyak (musik-musik) dari kota kota lain di Indonesia. Eksistensi yang berkelanjutan di Indonesia (ini) sangat menyenangkan”
Senada dengan pernyataan Metzdub, Heruwa seraya tertawa menambahkan:
“Kita tinggal menunggu (kemunculan) sound system raksasa (di Indonesia). Selain (hal) itu, semua sudah ok”
Kultur begitu sukacita melakukan interview kepada dua sosok ramah yang ringan berbagi, termasuk beberapa petuah dari mereka. Pada kesempatan ini, kami juga mendapat beberapa pandangan perihal ide ide didalam Dubyouth. Sesuatu yang juga penuh suka cita kami bagikan pada laman ini.
Masih banyak lagi poin poin yang harus dicatat dari duo ini selain cerita di atas. Antara lain, keutuhan sebuah sajian dari Dubyouth untuk para penikmat musik mereka. Setiap rilisan mereka selalu membawa berbagai apresiasi, yang tidak hanya mereka dapatkan dari lantai dansa. Seperti video klip perdana mereka yang baru hadir pada tahun 2018. Sebuah gagasan esensial sekaligus fenomenal. Bekerjasama dengan Lepaskendali Labs, Heruwa menyutradarai sendiri video musik untuk lagu “Roots” bersama Yohanes Catur Nugroho. Alhasil, sebuah sajian video bertema motion graphic dan visual mapping karya Gilang Kusuma Wardhana pada gedung gedung di kota Yogya ini menjadi hadiah penting bagi para penggemar Dubyouth. Begitu juga dengan sebuah kontes remix yang mereka lakukan untuk single “Ba ba boom”, Dubyouth menyediakan ruang yang menjadi sebuah trigger bagi banyak pemusik lain.
Bergantian, Heruwa dan Metzdub menceritakan hal yang ingin mereka capai dalam waktu dekat dan hal apa yang akan kembali mereka sajikan untuk para penggemar. Heruwa memberikan sebuah informasi sambil tersenyum:
“Kedepan nya kita akan melibatkan lebih banyak orang lagi, musikal ya. Meski sekarang belum bisa dibocorkan”
Yang langsung ditambahkan seloroh spontan oleh Metzdub dengan tawa lepas:
“Ingin di tonton presiden sih kalo aku, presiden Mexico”
The Royal Sound
Energi penuh budaya dari duo ini memang kerap hadir dalam banyak aspek. Sesuatu yang spontan namun datang dari elemen elemen artistik milik mereka. Seperti pandangan Heruwa tentang performa prima baik secara fisik maupun penampilan. Heruwa adalah salah satu frontman dari banyak unit musik di tanah air yang selalu tampil dapper dan bernyanyi dengan maksimal. Ia percaya bahwa penonton baginya harus mendapatkan hiburan maksimal.
“Orang jauh-jauh datang untuk menonton, misalnya dari desa naik motor itu mau menonton. Berdandan itu sama dengan menghargai mereka. Begitu juga dengan menjaga kebugaran fisik. Kalo Aku, harus menjaga nafas juga, berolahraga menjaga keseimbangan. Agar bisa party lebih lama. Musik dan style yang bagus adalah deadly combo. Saling mendukung”
Seperti mengamini petuah yang dibagikan sang frontman, Metzdub menambahkan:
“Ya, (hal) Itu yang akhirnya akan membentuk karakter”
Begitulah rangkuman wawancara kami dengan salah satu rujukan dari khasanah Jamaican sound di tanah air. Sebuah unit musik yang begitu lekat dengan hikmat pertemanan kolektif, unit musik yang memiliki eksplorasi luas, unit musik yang membumi, menginspirasi dan sadar budaya!
Bahkan nama Dubyouth sendiri berasal dari salah satu kearifan lokal kota Yogyakarta, yaitu pakem bahasa “Hanacaraka Walik.” Dubyouth adalah malaporisme dari kata “dabyut” yang berarti “masrum” (mushroom). Sebuah enkripsi yang diciptakan oleh para leluhur dari Yogyakarta yang saat itu harus menyembunyikan banyak hal dari kolonialisme, wujud lain dari budaya perlawanan. Sebuah enkripsi yang senafas dengan cypher milik Kevin Mitnick, seorang hacker dengan reputasi tinggi pada tahun 1990an. Dari ruang penulisan amatir kultur, kami mengimani bahwa Dubyouth adalah unit musik yang berbudaya, sekaligus advanced. Kami menulis cypher senda-gurau dalam konteks homage untuk mereka. Atas apa yang telah Dubyouth bagi dan persiapkan, “Paka pama bagu nyaga, Yethid!!”
(Sam)
Show Comments (0)