Komunitas reggae terbesar di Papua, KORK (Komunitas Rasta Kribo) sukses menggelar Papua Reggae Festival (PRF) yang ke 8 di Lapangan Trikora, Abepura, Jayapura, Papua pada tanggal 18 dan 19 Oktober 2023 lalu.
Sejak didirikan tahun 2008 KORK berupaya melegitimasi reggae sebagai bagian dari ekspresi budaya kontemporer Papua meski mendapat banyak pertentangan dari kelompok konservatif di Papua terutama dari kalangan orang tua dan budayawan senior. Papua Reggae Festival telah digelar sejak tahun 2011 silam dan diagendakan untuk diselenggarakan secara annual di berbagai daerah di Papua secara bergilir, namun semuanya tergantung sponsorship.
Saat ini PRF masuk 5 besar, menempati urutan 4 festival terbaik se tanah Papua ungkap Theddy Pekey, Ketua Komunitas Rasta Kribo, Papua dalam sambutannya. Hal ini menjadikan PRF sebagai salah satu agenda bergengsi pemerintah daerah Papua. Potensinya bahkan sedang dilirik untuk menjadi event bertaraf internasional.
Pergelaran Festival ini selalu menghasilkan regenerasi Musisi reggae dari berbagai wilayah di Papua. Tahun ini pesertanya berjumlah 19 band yang diwajibkan menampilkan sebanyak 3 lagu karya sendiri. Bahkan Kepala Kantor Kementerian Hukum dan Ham Papua, Anthonius M. Ayorbaba, S.H.,M.Si mendukung penuh PRF dan mengkampanyekan agar karya-karya orisinil mereka didaftarkan untuk mendapatkan hak intelektual.
PRF ke-8 diapresiasi dan didukung oleh pemerintah kota Jayapura dan dinas pariwisata dan ekonomi kreatif. Asisten 3 Administrasi dan Umum Sekretaris Daerah Kota Jayapura, Nur BI Aji mewakili Penjabat Walikota Jayapura, Frans Pikey dalam sambutannya mengatakan bahwa PRF mengangkat tema “merajut kebersamaan dalam kemajuan” dan sangat sesuai dengan motto pemerintah Kota Jayapura, dimana mengajak semuanya untuk bersama sama membangun Kota Jayapura. Mengingat demografi Papua sangat beragam, seni dapat menyatukan semuanya dari suku ras dan agama tanpa prejudis dan diskriminasi.
(yedi)
Show Comments (0)