Reload The Joint5: Desmond Dekker

Special Issue: Reload The Joint5

Baret hitam nya miring, loafers penuh cahaya di kakinya menapak ringan di atas papan panggung. Langkahnya adalah bagian dari sejarah rocksteady yang mengalir dari suaranya. 

Dia tak berdiri di sana untuk menjadi idola; tapi berdiri untuk menyanyi. Dan di setiap nada, terpatri kisah seorang anak yatim dari Kingston yang mengubah sejarah tanpa pernah membungkus dirinya dengan mitos.

Lahir sebagai Desmond Adolphus Dacres, 16 Juli 1941, ia tumbuh di Alpha Boys School—atap bagi yatim piatu yang merupakan kawah candradimuka bagi musik-musik Jamaika.

Senandung dan lantunan nya mengingatkan pada pesona Little Richard, Nat King Cole, dan Sam Cooke. Tapi sebelum mikrofon memanggil, besi panas bengkel las lah yang menjadi pekerjaannya. Hingga para sahabat membagikan agitasi: Cari panggung, Desmond, hidup bukan sekadar upah!

“The rude boy train is comin’ now,

The rude boy train is comin’ now,

Dippy dippy dooey – dippy dippy dooey.”

Dari tukang las dengan tubuh penuh bekas kerja keras, ia membawa api yang tak layak duduk di ruang tunggu audisi. Coxsone Dodd dan Duke Reid menutup pintu tanpa ampun, tapi Leslie Kong, bersama Derrick Morgan, Jimmy Cliff, dan Theophilus Beckford, memberikan restu. Sebuah semangat yang jadi inspirasi, bahkan menjadi jejak yang diikuti tukang las lain bernama Robert Nesta Marley.

 

(Sam



  • Show Comments (0)

Your email address will not be published. Required fields are marked *

comment *

  • name *

  • email *

  • website *

You May Also Like

Diversitas Tanpa Batas Dalam Dub

Edisi khusus: Diversitas Tanpa Batas Dalam Dub

Pablo

Augustus Pablo adalah -isme dalam kata mistisisme