Hohner Company yang didirikan oleh Matthias Hohner di tahun 1857 adalah perusahaan pembuat instrumen yang pertama mengembangkan produk Melodica di tahun 50 an. Sebuah instrumen seperti organ “genggam” yang menghasilkan bebunyian lewat tiupan nafas. Melodica disebut sebagai perkembangan dari Pan Harmonium yang diciptakan oleh Johann Mäzel pada awal abad 19. Meski menurut Max Wade-Matthews (dalam The world Encyclopedia of musical instruments, hal. 183) “Sheng” adalah “organ mulut” modern pertama peninggalan dinasti Chou sejak tahun (1122-221 BC).
Melodica, sebagai instrumen musik seringkali luput dalam perhatian, meski sudah begitu banyak artis kelas dunia yang menggunakan nya. Dari Steve Reich, Peter Murphy (Bauhaus), hingga David Bowie (di lagu Golden Years), New Order, múm bahkan Red Hot Chilli Peppers.
Selain dari daftar artis tersebut di atas, sosok yang sangat penting dalam khasanah Melodica sebagai instrumen utama adalah Horace Swaby. Yang dikenal dengan moniker Augustus Pablo.
Lahir pada tahun 1953, di Jamaika. Horace muda adalah seorang multi instrumentalist. Organ dan Piano adalah instrumen utama nya, meski dalam banyak produksi musik yang menjadi catatan perjalanan nya, Horace memainkan banyak instrumen; Xylophone, Clarinet, Perkusi, Kalimba, Bass dan tentunya Melodica.
Horace memulai karir musik profesional nya pada akhir 60an, bermula saat produser musik Herman Chin-Loy merintis label musik miliknya yang bernama Aquarius. Pada tahun 1971, Chin-Loy terpana dengan suara permainan melodica Horace (yang dipinjam dari seorang teman sekolahnya), saat itulah sejarah di mulai.
Horace kemudian resmi memakai moniker Augustus Pablo, sebuah pseudonym yang sebelumnya digunakan oleh Glen Adams (The Hippy Boys/The Upsetter), yang juga sempat menjadi partner musik Chin-Loy.
Perjalanan musik Augustus Pablo dapat dibagi dalam tiga era, sebagai musisi bagi album/singles artis lain, era album instrumental dan tentu saja era album-album dub miliknya.
Augustus Pablo (seperti yang dicatat oleh David V. Moskowitz, Caribbean Popular Music An Encyclopedia of Reggae, Mento, Ska, Rock Steady, and Dancehall, 2006) mendukung dan berkolaborasi bersama musisi musisi besar, diantaranya; Junior Delgado, Earl 16, Vin Gordon (Trombonist favorit bagi hampir seluruh musisi Jamaica sejak 1960 an), Everton Dasilva, Alpha And Omega, Jacob Miller, Big Youth, Hugh Mundell, serta untuk Lee “scratch” Perry dan Upsetter. Sebagai session musician/producer, selain untuk imprint musik nya sendiri (Rockers), Ia juga tercatat terlibat bersama Produser, Studio dan Label besar seperti Augustin “Gussie” Clarke, Channel One Studio, Randy’s, Epiphany Records dan kolaborasi bersejarah yang kemudian menjadi warisan adiluhung dari nya untuk Dub Music bersama King Tubby.
Ada sebuah catatan menarik dalam kisah Augustus Pablo, (nyaris menjadi pemain organ The Wailers untuk Bob Marley). Alkisah, karena tidak tertarik atas ajakan teman (sesama musisi) untuk menjadi pemain organ (bersama) di sebuah klub musik, Ia memberikan kesempatan ini kepada teman choir dan sekolahnya di Kingston College. Dua orang yang bermain di klub musik ini kemudian tercatat dalam sejarah sebagai musisi pendukung Bob Marley. Mereka adalah Aston “Family Man” Barrett (bass) dan Tyrone Downie (organ). (wawancara Tyrone kepada Roger Steffens di buku “So Much Things to Say The Oral History of Bob Marley”, 2017).
Augustus Pablo banyak melahirkan lagu lagu abadi, salah satunya adalah lagu “Java” (produksi bersama produser Clive Chin) Sebuah komposisi bersejarah bagi musik reggae/dub di masa depan. Lagu ini sebenarnya adalah sebuah “kecelakaan”, seharusnya “Java” bukan lah instrumen seperti yang kita dengarkan sekarang. Karena penyanyi di lagu ini (Douglas Boothe) kurang memberikan hasil seperti yang diharapkan, hingga mendorong Errol Thompson (sound engineer) mengusulkan ide pada Clive Chin untuk menghapus track vokal tersebut, kemudian diganti dengan melodica oleh Augustus Pablo. Lagu yang terinspirasi dari harmoni grup vokal The Impressions di lagu (Frank De Vol & Mack David) “East Of Java”.
Rilisan pertama Augustus Pablo sebagai pemain Melodica adalah “Iggy Iggy”, bersama Herman Chin-Loy. Karya karya nya terus lahir setelah itu dan menjadi landasan penting bagi perkembangan musik dub. Tak kurang, musisi tanah air Tuan Jenggo, frontman grup Monkey Boots (Johar Baru-Jakarta) mengatakan bahwa Pablo adalah “kilas balik” bagi musik dub, Iday dari outfit Roadblock Dub Collective (Lampung) menganggap bahwa Pablo lah yang membuka pintu bagi karya-karya dub masa kini.
Karya seminal Pablo berikutnya mulai dari This Is Augustus Pablo, King Tubbys Meets Rockers Uptown hingga Blowing With The Wind. Karya dengan notasi & progresi chords misterius sekaligus mistikal miliknya; “Far East Sound”. Komposisi dengan rhythm yang well tailored (untuk musik dub), sentuhan drum dalam rancak “Nyabinghi”, juga eksplorasi dengan teknologi. Augustus Pablo adalah -isme dalam kata mistisisme itu sendiri. Tanpa lirik, namun komposisinya “bercerita” begitu banyak.
Dalam buku “Dub: Soundscapes and Shattered Songs in Jamaican Reggae (Music / Culture), 2007”, Michael Veal, associate professor of ethnomusicology di Yale University menulis bahwa, Pablo dalam trademark nada minor “Far Eastern” yang ia temukan itu, terinspirasi dari tema instrumental Afrika, Asia hingga langgam dari pulau-pulau di Negara (kepulauan) Indonesia yang dia kembangkan dari musisi idola nya; Don Drummond, Jackie Mittoo, Dizzy Moore dan Tommy McCook sejak 1960 an.
Lewat melodica yang kini begitu identik dengan namanya, lewat tiupan “Far East Sound” ciptaan nya, Augustus Pablo mewariskan karya mistis abadi nan indah.
(sam)
Show Comments (0)