“Pahlawan Brass & Woodwind Alpharian”

Tiupan bertenaga dalam cinta

Leslie Thompson

Leslie Anthony Joseph Thompson (trumpets/trombones) lahir pada tanggal 17 Oktober 17 1901. Ia adalah salah satu figur musisi dari Jamaika yang dihasilkan dari sekolah “Alpha School”. Sekolah yang memiliki peran penting melahirkan salah satu genre musik terbesar abad ke-20. 

Leslie sempat bertugas sebagai anggota unit artileri, bahkan ikut dalam Perang Dunia II. Namun ia tetaplah seorang musisi, yang jenius. Ia pernah bekerja sebagai seorang music director pada sebuah teater, memainkan musik untuk film film bisu, secara live!. 

Talenta ini kemudian membuatnya menjadi seorang musisi Jazz kelas dunia. Ia berbagi panggung dengan maestro seperti Benny Carter, Duke Ellington, Josephine Baker dan Louis Armstrong. Ia adalah seorang multi instrumentalist brilian, orang-orang terdekatnya mengenang bahwa Leslie bisa membaca partitur untuk semua alat musik. Kemampuan musikal nya yang mumpuni ini dia dapatkan dari belajar dengan disiplin di Alpha Boys’ School

 

Cedric “IM” Brooks

Musisi yang satu ini ditasbihkan sebagai sosok yang ‘perpaduan sempurna antara musisi dan pendidik.’ Ia adalah salah satu alumni dari “Alpha School.” Cedric “IM” Brooks mulai menjadi siswa “Alpha School” sejak usia 8 tahun, belajar piano, drum dan tentunya Saxophone.

Perjalanan karir musiknya di Jamaika begitu panjang, ia terlibat dalam proyek musik untuk Burning Spear, Bob Marley, The Heptones dan ia kemudian mengisi line up kosong di The Skatalites setelah wafatnya Roland Alphonso.

Salah satu karya penting dari Cedric adalah Grounation,” album epik berisi tiga disk dan salah satu album paling ambisius yang pernah dibuat di Jamaika. Salah satu alpharian ini merilis ‘Grounation’ lewat proyek musik Count Ossie and the Mystic Revelation of Rastafari. Sebuah album jenius yang mampu memberikan penekanan akan kesadaran terhadap penting nya budaya afrika dalam musik di Jamaika, dan dunia.

Cedric dikenal sebagai sosok cerdas, pemikiran nya begitu luas, ia begitu mencintai leluhurnya. Nama “IM” yang ia sematkan memiliki arti Imperial Majesty, referensi dari sang emperor Haile Selassie sekaligus penegasan nya dalam Rastafari. Lewat musik, Cedric menyalurkan cinta nya kepada sesama. 

Cedric dekat dengan Sonny Rollins, sang “Saxophone Colossus”, dari nya, Cedric erat berinteraksi dengan musisi avant-garde Sun Ra. Ia banyak mendapat inspirasi dari Sun Ra, salah satunya adalah menyematkan IM dalam namanya. Sun Ra meminta Cedric untuk bergabung dalam unit musik penuh filosofi ini, namun ia memilih kembali ke Jamaika dan mengembangkan sendiri “Arkestra” versi nya.

Legacy dari Cedric tetap tersemat dalam banyak karya dari musisi asal Jamaika hingga kini.

 

Bertie King

Pria kelahiran Panama, 19 Juni 1912 ini begitu berjaya di Jamaika. Outfit musik yang ia komandani mendapat julukan “Orkes Dansa Terkemuka”. Albert King atau lebih dikenal dengan Bertie King memang salah satu musisi berpengaruh di Jamaika, ia identik dengan musik mento meski terhadap jazz, cita rasa karyanya memang mandraguna.

Melalui Bertie King and the Rhythm Aces, Bertie membuat Jamaika masuk ke dalam “peta jazz dunia.” Kemampuan musik nya yang istimewa ini membuat seniman besar seperti George Shearing, Nat ‘King’ Cole, dan Cab Calloway mengajak Bertie untuk mendukung mereka. Bahkan ia terlibat langsung rekaman bersama Nat Gonella and his Georgians dan Django Reinhardt di Prancis.

Di Inggris pun Bertie bersinar, berkali kali ia tampil memukau di Royal Hall Festival sejak Festival Jazz perdana ini diselenggarakan. Bertie bahkan ia memimpin Orkestra dengan 10 orang anggota berwarna kulit hitam di BBC.  

Media Jamaika hingga dunia menyimpulkan, kepada Bertie King, bukan hanya kedigdayaan nya bermain alto-saksofon yang layak dapat penghargaan, juga etos nya bermusik yang kemudian menjadi pondasi bagi para musisi setelahnya. Tentunya, sebagian besar energi dari sang legenda ini datang dari “Alpha School” dimana ia menimba ilmu sebelum memulai karir profesionalnya.

 

Tommy McCook

Salah satu pemimpin, pemandu dan pionir kemewahan musik Jamaika ini mendapat gelar “Order of Distinction” dari pemerintah Jamaika. Lahir pada tanggal 3 Maret 1927 di Havana, Cuba, musisi bernama lengkap Thomas Matthew McCook yang lebih dikenal dengan Tommy McCook memang layak disebut sebagai “Raksasa Saxophone” dari Jamaika. 

Tommy bisa disebut sebagai satu-satunya musisi yang terlibat dalam banyak kelahiran nexus musik dari Jamaika. Dunia tentu mencatat kemapanan Tommy bersama The Skatalites yang membawa Ska mengangkasa, bahkan Tommy lah yang memberi nama untuk unit musik penuh jasa ini. Bersama proyek musik Tommy McCook & The Supersonic, ia terlibat langsung kelahiran rocksteady yang kemudian membawa evolusi musik reggae yang kini dinikmati dunia. 

Kedigdayaan Tommy juga terbukti lewat kemampuannya beradaptasi dengan musisi lintas generasi, berhimpun dalam The Aggravators (bersama Robbie Shakespeare, Santa Davis, Vin Gordon, Earle Smith, Tony Chin, Bernard Harvey, Ansel Collins, Bobby Ellis, dan Lennox Brown) ia kembali terlibat pada kemunculan musik dub lewat kolaborasi bersama King Tubby.

Hasrat besar Tommy pada musik sudah hadir sejak belia, terinspirasi oleh sang kakak. Tommy begitu mencintai Jazz, dan hasrat nya ini berhasil menemukan jalan di “Alpha School” yang memberi bekal untuknya.

 

Emmanuel “Rico” Rodriguez

Salah satu Trombonist legendaris asal Jamaika ini, dikenal sebagai maestro yang selalu menyulap karya mereka lewat infusi musik nan dibya miliknya. Emmanuel “Rico” Rodriguez, musisi kelahiran Cuba, Oktober 1934 ini adalah salah satu lulusan “Alpha School.” Rico Rodriguez, nama populernya, mengaku mendapatkan pelajaran disiplin dari sekolah ini. Di “Alpha School” juga ia menemukan jalan sebagai seorang virtuoso trombone kelas dunia.

Dari sekolah ini, ia bertemu dengan sosok legenda kosmik, Don Drummond yang ia sebut sebagai mentor. Bersama Don, ia kerap mempertajam ilmu yang didapat dari “Alpha School.” Mereka rutin melakukan jam session jazz dengan gaya bebas di kamp Rastafari, yang kemudian menjadi jalan spiritual dalam hidup Rico. 

Karya Rico lewat album miliknya disebut sebagai deep-jazz-reggae masterpiece. Naluri musikal nya dicari oleh banyak musisi dunia, dari Paul Young, The Police, Joan Armatrading dan Ian Dury hingga Jools Holland. Bunny Lee, produser legendaris mengatakan bahwa Rico adalah “musisi yang mampu menciptakan suara ikonik yang membuat trombon hampir menjadi instrumen nasional Jamaika, dan berperan dalam membuat reggae menjadi paling populer di dunia’

Catatan lain dalam perjalanan musik Rico yang menerima anugerah “MBE” (Member Of British Empire) dari kerajaan Inggris dan “Musgrave Medal for the Arts” dari pemerintahan Jamaika  adalah, menjadi sosok instrumental bagi Ska sejak awal dan ikut berpartisipasi besar dalam kelahiran gelombang ska berikutnya lewat unit musik ikonik asal Inggris bersama gerakan 2Tone mereka, The Specials. Rico, salah satu Alpharian legendaris.

(Sam)

 

 

  • Show Comments (0)

Your email address will not be published. Required fields are marked *

comment *

  • name *

  • email *

  • website *

You May Also Like

Special Issue: Harmoni Baru Ska di Indonesia

Issue spesial edisi ulang tahun ke 2

Lovers Rock

Sekilas Kisah Hibrida Reggae