Don Drummond

Virtuoso Pencipta Decak Nan Sunyi

Kehidupan seorang musisi besar asal Jamaika yang terlahir dengan nama Donald Willis Drommond, atau lebih populer dengan Don Drummond seperti sebuah perjalanan menyusuri ruang penuh decak, sekaligus membawa kesunyian. Dua hal ini beriringan menghampiri mereka yang ingin mengenal nya.

Ia begitu otentik, mumpuni dalam bermain musik serta melahirkan karya nan dibya. Don Drummond adalah salah satu musisi ska karismatik yang pernah dilahirkan oleh Jamaika. Hidupnya begitu singkat, juga penuh tragedi. Don wafat pada 6 Mei 1969, saat ia menjalani hukuman di rumah sakit mental ‘Bellevue’ (Ia penyintas Schizophrenia). Fase kehidupan ini harus dijalani setelah pengadilan memvonis Don bersalah atas kematian kekasihnya, Anita ‘Marguerita’ Mahfood

Don dilahirkan pada 12 Maret 1934, dibesarkan oleh sang Ibu, Doris Maud Munroe tanpa kehadiran ayah. Don bersekolah di  Alpha Boys’ School (sekarang Alpha Institute), sebuah sekolah yang didirikan dan dijalankan oleh para Suster Katolik Roma. Sekolah ini juga dikenal sebagai sekolah bagi untuk anak laki laki yang ‘bandel’. Kedisiplinan yang ditanamkan untuk seluruh siswa Alpha Boys’ memang istimewa. Institusi pendidikan ini menyerupai Ibu bagi musik Jamaika. Banyak musisi besar bagi Jamaika dan dunia dilahirkan dari sini. 

Di masa sekolah ini, Don dikenal sebagai seorang anak laki-laki yang pendiam dan bekerja keras, hemat bicara atau tersenyum – karakter yang mengikutinya sepanjang hidup. Don adalah siswa cerdas, rajin, sopan dan berkemauan, juga menunjukkan minat dalam berkebun, dan, tentunya, musik.

Setelah Dua tahun bersekolah, dia ditempatkan di band sekolah. Don sempat mempelajari saxophone dan euphonium sebelum akhirnya memilih trombone. Talenta yang ia miliki membuatnya tidak perlu menghabiskan banyak waktu untuk mempelajari trombone. 

Kurikulum yang dimiliki Alpha Boys’ ikut membentuk kemampuan musik dasar Don. Pelajaran musik pertama bagi Don saat di Alpha Boys’ datang dari Vincent Tulloch. Don juga mendapatkan bimbingan dari Reuben Delgado, seorang mentor musik yang begitu mempercayai Don dan bakat yang ia miliki. Headley Bennett, salah satu legenda musik yang juga teman sekolah Don di Alpha Boys’ mengingat: 

“Setiap Mr. Delgado meninggalkan kelas untuk beberapa saat, tongkat konduktor selalu diserahkan pada Don untuk mengawasi siswa yang sedang berlatih”

Pada masa ini, Don mendapatkan pelajaran komposisi klasik dari Beethoven dan Mozart di Alpha Boys’. Don juga sempat belajar kepada salah satu trombonis istimewa dari Jamaika, Carl Masters. Delgado dan Masters, serta rekan rekan sekolah di Alpha Boys’ berperan mempertajam kemampuan bermusik Don. Namun, kedisiplinan terhadap musik yang ia miliki menjadi sesuatu yang banyak dikenang oleh orang orang disekitar Don. Sparrow Martins, musisi serba bisa dari Alpha Boys’ bercerita bahwa: 

“Don selalu terlihat di sebuah pohon dekat ruang berlatih yang kami sebut ‘Monkey Tree Tambourine’. Ia berlatih trombon di situ. Jika tidak sedang meniup trombon, di situ ia membaca buku piano kemudian memainkannya pada trombon”

Pengaruh Sister Ignatius sebagai kepala sekolah sekaligus mentor dan figur Ibu bagi Don cukup dominan, Don mengenal Jazz dan tekun berlatih sendiri lewat radio setelah mendengarkan pelajaran dari Sister Ignatius tentang musik. 

Don memulai karir bermusik pada saat ia berusia 18 tahun. Ernest Ranglin, figur besar dalam belantika musik Jamaika merekomendasikan Don dan membuatnya direkrut Eric Deans Orchestra. Bersama Eric Deans Dean Orchestra, Ia menjadi residen di Colony Club dan melakukan tour ke beberapa negara di karibia. Ia juga menjadi headliner di banyak kesempatan bersama combo yang ia dirikan, ia juga kerap mendukung nama nama terkenal yang memainkan jazz saat itu seperti: Baba Motta, Kenny Williams, Lester Hall, Sonny Bradshaw, dan Vivian Hall

Don begitu digdaya menguasai jazz, hal ini didukung dengan pernyataan dari Sarah Vaughn yang begitu terpesona atas permainan Don saat mengiringinya. George Shearing pun berpendapat serupa seperti Sarah, bahkan Dave Burbeck berhenti bermain karena terkejut oleh improvisasi luar biasa dari Don saat bermain bersama. Delfeayo Marsalis, trombonis dunia yang terkenal karena tehnik bermain nya yang tinggi, menuliskan kekaguman pada Don dalam pengantar untuk buku “Don Drummond — The Genius and Tragedy of the World’s Greatest Trombonist” oleh Heather Augustyn. Juga banyak musikologis menempatkan Don dalam daftar pemain trombone terbaik di dunia.

Tahun 1950 an menjadi tahun pengakuan untuk bakat Don, Ia tidak hanya memiliki teknik bermain yang istimewa, ia diakui sebagai pemusik yang mampu menyuntikan jiwa dan perasaan dalam komposisi yang dimainkan. Pengetahuan nya begitu luas, ketertarikan nya pada Jazz dan Blues ia jadikan kendaraan untuk berpetualang dalam khasanah musik latin. Semua hal ini ia tuangkan dalam permainannya. Komposisi Don pada nada minor menghasilkan nada sedih yang unik dan, itu menjadi ciri khasnya.

Ia menerbitkan sinar kosmik dalam banyak karyanya. Sebuah legacy dari Don yang menjadi pondasi penting bagi banyak musisi Jamaika setelahnya.

Bersama outfit ska Maha Penting The Skatalites, reputasi Don sebagai pemusik Jamaika makin bersinar. Don dan The Skatalites betul betul meletakan elemen krusial bagi perkembangan musik Jamaika. Bersama Tommy McCook sang pemimpin, Rolando Alphonso, Lester Sterling, Lloyd Brevett, Lloyd Knibb, Jerry Haynes, Jackie Mittoo, Johnny Moore (serta Jackie Opel dan sesekali didukung pula oleh Lynn Taitt dan Ernest Ranglin) outfit ini membawa perubahan besar budaya musik Jamaika. The Skatalites hadir dengan karya musikalitas dari kejeniusan para personilnya, mereka menyajikan be-bop, blue-beat, dan free-jazz dengan dimensi berbeda. Persona dalam line-up The Skatalites mendukung keutuhan outfit ini menjadi teladan bagi banyak elemen masyarakat, mereka menjadi wali bagi kelas pekerja di Jamaika. Semangat yang mereka bawa juga menghubungkan rastafarianism dan budaya seperti Burru dan Nyabinghi drumming. The Skatalites adalah sovereign folklore! Dan Don Drummond adalah salah satu bagian dari gerakan budaya ini.

Sebelum The Skatalites mengangkasa dan menjadi panutan di seluruh dunia hingga saat ini, Don Drummond menjalani karir musik sebagai residen bagi banyak Imprint musik di Jamaika saat itu untuk memenuhi kebutuhan finansial nya. Clement ‘Coxson’ Dodd sosok produser pertama yang mempekerjakan Don untuk Studio One miliknya. Sang produser memiliki peran penting dalam catatan perjalanan musik Don Drummond. Coxson adalah penggemar jazz, hal inilah yang membuat dua sosok ini dekat. Catatan mereka ini dapat ditelusuri lewat album ‘I Cover the Waterfront’ dan ‘Jazz Jamaica at the Workshop’.

Don adalah musisi jenius, meski secara mental dia memiliki karakter yang mudah berubah. Dikisahkan pula dalam buku yang ditulis Heather di atas, Don pernah menghancurkan trombone nya. Derrick Morgan dalam buku ini bercerita bahwa Don pernah membuat orang diam dalam sunyi, ia melepaskan urine tepat di panggung. Perubahan karakter ini kerap terjadi, dalam sebuah pertunjukannya Don hanya berdiri di panggung selama beberapa sesi tanpa memainkan part trombone yang harus ia mainkan. Ia membisu dengan hampa. Meski pada sesi terakhir ia melakukan sesi solo, tentunya dengan permainan yang membuat penonton berdecak kagum dan gembira!

Don Drummond adalah pemusik dari Jamaika dengan karya pemberontakan beraroma murung, nada minornya bernuansa kesedihan nan mistis. Don adalah maestro trombone yang mampu memberikan sentuhan nada major meledak ledak penuh bara gembira. Klive Walker dalam buku ‘Dubwise’ menulis: 

Bersama The Skatalites, Don drummond melahirkan bahasa ‘Jazz Jamaika’ dengan infusi jenis ska tertentu – Skatalites ska!

Don Drummond menyuntikan horison baru bagi musik Jamaika lewat kejeniusan dan otentisitas dalam setiap karyanya. Sesuatu yang menjadi ‘panduan’ bagi musisi setelahnya. Signature ‘Far East’ milik Augustus Pablo (legenda bersahaja dari Jamaika) adalah warisan besar dari Don. Bob Marley pun menikmati ini, ‘Simmer Down’ tidak akan begitu istimewa tanpa intro fantastis sumbangsih dari Don. ‘Running Time’ dari album ‘Kaya’ adalah bukti pengaruh Don bagi Bob. Bahkan Bob memberikan ‘penghormatan’ lewat ‘Crazy Baldhead’, komposisi yang merupakan versi minor dari lagu ‘Eastern Standard Time’ karya Don Drummond. 

Kemegahan penuh decak sekaligus sunyi dari bakat milik Don Drummond memang sesuatu yang tak mudah untuk dimengerti. Namun, dengan nama kosmik dalam major & minor, atas kejayaan skankers dan one-droppers, maha mulia Don drummond dengan segala nada dari trombone nya!
(Sam)

  • Show Comments (0)

Your email address will not be published. Required fields are marked *

comment *

  • name *

  • email *

  • website *

You May Also Like

Budaya Penuh Deru Di Lantai Dansa

Edisi Khusus: Budaya Penuh Deru Di Lantai Dansa