Stevans Nugraha Kaligis, yang lebih akrab dengan panggilan Steven atau Tpenk, front man kharismatik sekaligus motor dari unit musik Coconuttreez (sebelumnya Steven & Coconuttreez) dan Steven Jam, tutup usia pada 22 Juni 2021 lalu di Jakarta. Figur yang lahir pada tahun 1975 ini, menorehkan sejarah sebagai sebuah “sebab” atas tumbuh kembang musik reggae ke dalam kancah industri musik nasional. Energinya dalam perjalanan reggae di tanah air begitu massive.
“Steven (telah) mengidap salah satu penyakit kronis sejak lama yang butuh perawatan khusus dan sudah stabil kondisinya. Namun, virus yang tengah menghajar dunia saat ini, sempat menjangkitinya. Yang membuat penyakit lamanya semakin memburuk.” Ungkap Rival, (pemain bass untuk Coconuttreez) yang pada saat video informasi dipublikasikan tengah bersama Tege (pemain gitar Coconuttreez) yang lebih dulu mengumumkan berita duka ini. Kini, Steven bersatu kembali dengan dua sahabatnya yang pernah tergabung di Steven & Coconuttreez, yaitu Teddy “Opa” Wardhana dan Aray Daulay.
Beberapa rekan sejawat almarhum menuangkan berbagai memori positif tentang Steven. Salah satunya adalah Jimmy Pitstop, seperti terlihat dalam tulisan di media sosialnya. Ia mengisahkan latar belakang Steven ingin bermusik reggae. Juga kilas balik album pertama Steven & Coconuttreez, dari proses penulisan lirik hingga artwork. Bahkan, ia memberikan rasa hormat mendalam atas semangat besar Steven dalam musik reggae dalam kisah historikal penggarapan cover album kompilasi penuh daya “Indonesia Reggae Revolution”. Sebuah album yang merupakan salah satu legacy Steven dalam membuat skena reggae tanah air tumbuh besar.
Heruwa, vokalis penuh pesona dari band Shaggydog, bercerita tentang Steven, “Kami akrab sewaktu beliau ngajak aku untuk nongkrong di Jalan Jaksa, Jakarta. Kami dekat karena beberapa teman-temannya beliau juga banyak teman aku, terutama yang di luar kota Jakarta. Dan (lingkungan) beliau memang friendly dan easy going“. Heruwa dan Steven berkolaborasi dalam single berjudul “We’ll Find a Way”. “Sebenarnya, proses rekaman ini sudah cukup lama, waktu itu dilakukan secara spontan di studio 267, Jakarta”, tutup Heruwa mengakhiri cerita tentang nomor yang tercantum di album kedua Steven Jam “Penawar Rindu” ini.
Salah satu hal yang lekat dengan sosok Steven adalah ia begitu membumi, dan begitu suportif kepada banyak figur yang datang padanya. Tak hanya dalam lingkup skena Jamaican Sound di tanah air, ia juga dikenang sebagai sosok yang menyenangkan. Hal ini diutarakan oleh figur legendaris Bagus Dhanar Dhana dari trio alternative punk rock, NTRL (dahulu Netral), mengenang momen perkenalannya dengan Steven, “Kenal waktu beliau masih bersama (band) Scope. Kebetulan juga, kita barengan sama Aray Daulay dan Ipang yang waktu itu masih di (band) Plastik. Karena dulu kami (Scope, Netral dan Plastik) berada di satu label yang sama, Indosemar Sakti. Kami dulu sering ngobrol di sela-sela rekaman studio di Jelambar. Menurut gue, (Steven) orangnya asik, low profile dan gampang nyambung kalau ngobrol tentang apa saja.“
Steven begitu nyata memberikan pengaruh besar pada musik reggae di Indonesia. Beberapa saat lalu, Steven berbagi energi dalam program “Hip Hop Reggae Connection” produksi Sekar Project, Steven tampil istimewa bersama sang “Harimau Sumatera”, rapper Tuan Tigabelas. Pria bernama asli Upi ini membagikan pengalamannya, “Dari mulai zaman dia nge-rap di Scope, kemudian Steven & Coconuttreez, karya-karyanya membantu membentuk musikalitas gue yang sekarang ini, hingga akhirnya kesampaian bertemu langsung dan ngobrol di suatu program yang diprakarsai oleh Sekar Project. Orang sebesar beliau begitu humble, mau ngajak gue ngobrol dan beri beberapa input, (itu) suatu pelajaran berharga yang tidak bakal gue lupa sampai sekarang.”
Duka atas kepergian Steven terasa begitu besar, rasa kehilangan begitu dalam. Dari kota Jayapura hingga Surabaya, “Trully Kawan” serta “Kawanan” (dua sebutan untuk penggemar Coconuttreez & Steven Jam) turut memberikan penghormatan untuk Steven dalam berbagai program dengan tema “Tribute to Steven Nugraha Kaligis”.
“Berangkatlah dengan tenang
Bawa sebersit senyuman
Doa kupanjatkan, Selamat jalan kawan”
Steven & Coconuttreez – “Selamat Jalan”.
Steven telah pergi, dan meninggalkan duka, namun karya nya adalah warisan yang abadi. Rest in paradise, “Bang Bro Tpenk”. Atas semua itu, dalam nama kata, suara dan daya milikmu, WE OWE YOU A BULLET!
(Text:Keyko, Editor;Sam)
Show Comments (0)