Catatan perjalanan nexus musik jamaika di tanah air sudah dimulai sejak beberapa dekade lalu. Sekilas, memang seperti sebuah wujud dari jelajah musikal dari para seniman tanah air. Ragam nexus musik jamaika terdengar “hanya” sebagai sebuah infusi segar dalam rilisan unit musik asal tanah air. Mulai dari outfit musik rock yang menyertakan ritem up-stroke dalam komposisi nya, alur bass yang tegas dengan sinkopasi unik hingga aransemen yang terbungkus dengan sentuhan keagungan dari seksi brass.
Khalayak musik di Indonesia sudah menikmati sajian ini melalui karya karya yang menyertakan infusi nexus musik jamaika dari Black Brothers, Abresso, The Rollies, Fariz RM serta Yockie Suryo Prayogo dan juga Ernie Djohan.
Pada tahun 90an, Album “Anak Pantai” dari Imanez dirilis. Sebuah album yang kemudian menjadi mercusuar bagi tumbuhnya reggae di tanah air, hingga berkembang hari ini. Diantaranya melalui karya “Sang Presiden” Tony Q, Steven Kaligis bersama Steven & The Coconuttreez dan Steven Jam serta Ras Muhamad.
Di era ini juga musik ska mulai bermunculan di tanah air. Seiring dengan datangnya sub-budaya alternatif bagi skena musik Indonesia yang membawa etos DIY (do It Yourself) di Indonesia pada medio 1990, seperti pernah ditayangkan oleh kultur di sini. Band ska bermunculan tidak hanya dari Jakarta. Hal ini juga beriringan dengan tumbuh suburnya kolektif ska di berbagai daerah di Indonesia.
Sempat berjaya pada industri musik tahun 90an, Ska masih hadir hingga kini. Band fenomenal seperti Tipe X masih terus berkarya hingga kini. Bahkan mereka adalah band ska dari Indonesia dengan jumlah streaming terbanyak, bersanding dengan unit musik Souljah. Shaggydog, salah satu outfit ska legendaris dari tanah air akan merayakan 25 tahun perjalanan musik mereka bulan ini.
Dalam artikel perayaan 2 tahun kami, Kultur merangkum beberapa nama unit musik ska di tanah air pasca 1990 an yang telah merilis karya dan menjadi soundtrack pilihan dari kami sepanjang 2 tahun ini.
Outfit dari kota Solo ini adalah salah satu pesona ska pasca tahun 2000 yang kembali aktif. Terakhir, inisiasi mereka untuk membuat sebuah tur promo menjadi salah satu upaya cerdas untuk membawa ska kembali membawa kesadaran sosial. “El Magnifico Food Defender Tour 2022” adalah sebuah highlight atas energi berbagi milik mereka. Jika mereka selalu solid dan berjaya, mungkin Prince Buster akan tersenyum melihat upaya “Voice Of The People” versi kota solo ini. Kami merekomendasikan "Pablo The Dog" (Studio Version) untuk berkenalan lebih lanjut dengan El Magnifico.
Dari kota Malang, Lucky ex frontman outfit ska-punk Youngster City Rockers melanjutkan perjalanan musiknya bersama quintet Slowright. Single “Satu”, rangkaian tour dan debut EP dari mereka dikerjakan dalam rentang waktu yang dekat. Tanda produktivitas yang sangat menjanjikan. Dengan formula eksploratif mencampurkan berbagai elemen dalam nexus musik asal Jamaika, outfit ini membawa suasana modern mengingatkan akan energi musik dari Sublime dengan lirik yang masih sopan. Rekomendasi dari kultur adalah debut single mereka, “Satu” energi besar dengan suasana kontemplatif yang manis!
Deklarasi sebagai unit dirty reggae dengan attitude punk asal ibukota tampaknya memang tepat. Jaminan the party crasher pada tiap gigs mereka adalah sebuah nafas milik D’Jenks.
Unit ini selalu membagikan bahagia lewat peluh dari mereka yang berada di lantai dansa. Beberapa tahun lalu, mereka bersulang untuk sebuah unit suburban ska rhythm legendaris, Artificial Life. Mereka merilis EP “I wanna Skank” yang berisi lagu lagu dari Artificial Life, tentunya dengan dimensi baru lewat infusi attitude penuh daya dari D’Jenks.
Kami menyertakan outfit musik ini karena pesona whiskey-butt dan groove kasar bertenaga dari D’Jenks yang selalu ada dalam heavy rotation playlist ruang menulis kami.
Unit musik asal kota Surabaya ini memang belum banyak mencatatkan daftar discography mereka. Namun kekuatan vokal dari sang frontwoman bisa menambahkan harmoni baru dalam wajah dan perjalanan ska tanah air sejak medio 1990 an. Akrobat vokal milik nya membuat komposisi mereka begitu bertenaga sekaligus penuh jiwa. Sejak kami mendapatkan press kit mereka hampir 2 tahun lalu, lagu “Runaway” adalah salah satu track yang kerap kami putar berulang.
Unit musik ska dari kota Malang yang satu ini menyajikan komposisi dengan infusi lagu lagu klasik nusantara. Quintet ini begitu manis dan penuh pesona, album “Titik Terang” milik mereka yang berisi 10 track ini membuktikan kelas mereka sebagai salah satu penyumbang harmoni bagi ska di tanah air.
Dari kota Semarang, sekelompok pemuda yang tergabung dalam unit musik Grisness Culture memang hadir dengan resep pop berbumbu asmara. Namun mereka cukup rajin untuk membawa diksi bahasa Indonesia sebagai artikulasi budaya Ska versi mereka.
Salah satu jajaran outfit ska generasi 2000 an dengan inspirasi dari gerakan 2Tone bisa kita dapatkan dari unit musik asal kota Tangerang yang berisi 8 personil. Sentuhan semangat kerakyatan dari mereka begitu kental terasa. Mereka telah merilis EP“Probation Vol.1” serta sebuah single bertenaga dengan bumbu satire tentang kelas pekerja, “Yes, Sir!”. Track yang sangat kami rekomendasikan untuk menemukan harmoni baru dalam ska di tanah air.
Pendekatan produksi untuk mengejar rasa klasik dalam komposisi ska seperti era awal kelahiran ska di Jamaika yang dilakukan oleh The Gravelites, trio asal kota Salatiga ini bisa dibilang adalah sebuah upaya yang cerdas. Mereka begitu eksploratif dalam menata audio sebagai benang merah dari seluruh komposisi mereka dalam 2 album yang telah mereka edarkan; “VII Deadly Skank!” dan “Get It On”. Kami dari kultur begitu senang untuk merekomendasikan sebuah harmoni baru yang dibawa oleh trio ini untuk wajah ska Indonesia saat ini.
(Sam)
Show Comments (0)