Kemajuan teknologi telah berkembang pesat di era saat ini. Mungkin, hanya segelintir saja yang masih menyimak alat musik etnik. Sebuah grup perkusi eksperimental, KunoKini, tetap pada pendiriannya sejak awal berdiri tahun 2003 dengan mengangkat tema tradisional dibalut dengan komposisi modern.
KunoKini lahir di Jakarta yang saat ini digawangi oleh Bhismo dan Bebi, mengawali karirnya sebagai pengiring untuk pentas tari dalam sebuah gelaran Festival Folklore di Wismar, Jerman. KunoKini merupakan penggabungan dua kata yang sangat kontras. “Kuno” berarti tradisional dan “Kini” mewakili zaman sekarang. Kedua kata ini yang dianggap mewakili musik maupun filosofi yang mendasari KunoKini itu sendiri. Menggunakan alat-alat tradisional baik dari dalam maupun luar Indonesia yang berbaur secara harmonis dengan perpaduan iringan langgam ala raggamuffin namun tanpa meninggalkan akar budaya Indonesia.
Kelompok istimewa yang telah malang melintang baik dalam kancah nasional maupun internasional ini sudah beberapa kali melakoni konser tunggal. Dan telah menelurkan satu LP – “Reinkarnasi” (2010). Lalu single “Hey Beb!” (2016) yang berkolaborasi bersama Kallula. Serta merilis single magis dengan daya hipnotis yang dalam, hasil kolaborasi bersama Dani; ‘Anak Panah’ (2020).
Ikuti misi besar KunoKini dalam melestarikan budaya lewat media sosial mereka di sini:
Facebook || Youtube || Instagram
(Keyko,Sam)
Show Comments (0)