Jalie Gimbs

Perjalanan musik reggae tanah air, memang menarik untuk diikuti. Terlebih, pergerakan masif dari para scenester nya, berhasil menjaga api reggae lokal tetap menyala. Salah satu sosok yang turut memeliharanya adalah Jalie Gimbs, solois yang memulai karir bermusiknya sejak 1994.

Sempat menetap di Riau, Jalie Gimbs membentuk grup dengan nama Defitrees tahun 2000 di Jakarta. Band ini, membawa eksperimen musik dengan infusi reggae, ska, punk dan rock. Pada tahun 2008, Defitrees merilis LP “Pinggir Kali”. Selepas album ini diluncurkan, Jalie Gimbs kembali berpetualang ke Timika, Papua.

Band reggae terkemuka asal Merauke, Digoel, menjadi pelabuhan bermusik Jalie Gimbs selama di Papua. Pertemuannya dengan Steven Kaligis (Coconuttreez & Steven Jam) tahun 2010, menggoreskan kisah baru dalam karirnya dengan bergabung bersama unit Steven Jam dan sukses menghasilkan album “Penawar Rindu” pada 2017.

Lembaran baru sebagai seorang solois, ditandai dengan mengudaranya nomer “Beda Frekuensi” (2018) dan “Suara di Balik Terali” (2019). Pada masa pandemi, Jalie Gimbs kembali menyajikan sajian segar bertitel, “Salam untuk Kawan” (2021). Single yang sekaligus mengukuhkan awal terbentuknya kolektif Reggae Emancipate Evolution (REVOLUTION). Proyek ini didukung oleh para scenesters reggae tanah air, antara lain Rival Himran (Coconuttreez), Richard D’Gilis, Joni Agung juga pesohor musik seperti Raymond & Massto Sidharta bersama DIREK+.

Ikuti petualangan lanjutan dari Jalie Gimbs lewat media sosial miliknya:

Instagram | Facebook | Youtube

(Keyko, Sam)

  • Show Comments (0)

Your email address will not be published. Required fields are marked *

comment *

  • name *

  • email *

  • website *

You May Also Like

Radit Echoman

Salah satu pelaku dub tanah air yang produktif

PureVibracion

Salah satu getaran penting dari Malaysia yang tetap berputar.

Langensuko

Banyak outfit reggae tumbuh subur di tanah air dengan segala geliat bentuk dan ciri ...